Translate

Kamis, 23 Februari 2017

Pentingnya Zat Besi Dalam Tumbuh Kembang Si Buah Hati

Setiap orang tua pasti ingin memberikan yang terbaik kepada anaknya termasuk dalam pemilihan makanan. Tetapi semua itu tidak mudah kita dapatkan, Kadangkala kita sudah menyiapkan makanan tetapi anak tidak mau makan. Membentuk kebiasaan makan sehat memang tidak gampang. Sebagai seorang ibu harus pintar. sabar dan kreatif apalagi menghadapi anak yang sulit makan dan anak yang pilih-pilh makanan. Kita harus waspada bila anak kita termasuk pemilih makanan karena bisa jadi anak kita kekurangan salah satu zat penting didalam tubuhnya misalnya zat besi.

Perkembangan otak anak terjadi pada 0-2 tahun. Pada saat bayi saya usia 5 bulan dokter spesialis anak saya memberikan suplemen zat besi. Ia menjelaskan kepada saya pada saat ini bayi saya butuh zat besi buat perkembangan sel saraf otaknya dan untuk mencegah anemia dan pada saat 6 bulan bayi saya sudah dapat makan makanan padat dan saya memberikan dia makanan contohnya ubi, bayam dimana kandungan zat besinya sangat tinggi. Kekurangan zat besi paling sering terjadi pada usia 6 bulan-3 tahun akibat cepatnya laju pertumbuhan yang kadang tidak diimbangi oleh cukupnya asupan zat besi dari makanan. Kebutuhan anak akan zat besi :
  • Pada usia 1-3 tahun adalah 7 mg per hari.
  • Pada usia 4-8 tahun adalah 10 mg per hari.

Dalam memberikan makanan kepada anak kita sebagai seorang ibu harus menciptakan suasana santai, jangan memaksa anak untuk makan, ada beberapa penyebab yang mungkin mempengaruhi nafsu makannya antara lain:
  • lagi tumbuh gigi, atau giginya berlubang atau dimulutnya lagi ada sariawan.
  • jangan memaksa anak untuk menghabiskan makanan karena hal ini bisa menyebabkan dia merasa tidak nyaman.
  • anak mengalami masalah psikologis diantara kurang perhatian atau pola pengasuhan orangtua yang terlalu keras.
  • mengalami gangguan sensori yang disebabkan faktor rasa, tektur, bau dan penampilan makanan yang kurang menarik.
  • mengalami trauma seperti makanan tersedak, dipaksa makan atau dicekoki.

Jika anak suka pilih-pilih makanan atau sulit makan maka kebutuhan nutrisinya tidak akan terpenuhi. Bahkan pada anak demikian sering terjadi defisiensi zat besi atau anemia. Gejala Anemia antara lain:
  • lemah, letih, lesu , lelah, lunglai atau sering kita sebut 5L.
  • mata berkunang-kunang.
  • menurunnya daya tahan tubuh.

Kekurangan zat besi pada masa anak-anak terutama balita dapat menganggu tumbuh kembang yang berdampak negatif terhadap kualitas hidup anak misalnya terjadi penurunan IQ dan memiliki prestasi yang buruk. Kekurangan zat besi selain berdampak negatif terhadap kecerdasan, berdampak negatif juga terhadap perilakunya seperti gangguan pengendalian emosi, perubahan temperamen, sulit memusatkan perhatian, lambat dalam menerima dan memproses informasi, gangguan memori, lambat dalam pembelajaran.

Jika anak termasuk pemilih makanan maka kita harus lebih kreatif, contohnya:
  • Ajak si buah hati makan bersama, ciptakan suasana yang akrab, penuh kasih sayang dan santai dan akan membuat anak mencontoh cara makan orang tuanya seperti pepatah MONKEY SEE MONKEY DO.
  • Minum dengan menggunakan sedotan. Pengalaman pribadi saya, suatu hari anak saya tidak mau minum, disuruh minum susahnya minta ampun, akhirnya saya memakai cara menggunakan gelas plastik yang sangat kecil, dan hal ini menarik sekali bagi dia lalu ia pun minum banyak.
  • Biaarkan ia berkreasi dengan makanannya, kadangkala anak saya mencelupkan makanannya kedalam susu misalkan biskuit, buah, yang pada akhirnya ia sangat menikmati makanan tersebut.
  • Ajak si kecil belanja kesupermaket, libatkan dia dalam proses belanja, dan persiapan hingga penyajian. Si kecil pasti sangat senang sekali menikmati hasil karyanya. Anak saya sangat senang bila diajak ke supermaket bahkan ia mengingatkan saya untuk membeli cheese, milk, buah-buah.
  • Jangan memasak makanan yang sama terus menerus, hal ini bertujuan agar si kecil tidak bosan.

Faktor yang menyebabkan bayi dan anak rentan kekurangan zat besi atau anemia:
  • Bayi dengan berat badan lahir rendah, bayi prematur, bayi kembar, riwayat perdarahan pada proses persalinan, dan bayi yang lahir yang mengalami anemia selama kehamilan.
  • Mengkonsumsi susu formula yang tidak mengandung zat besi /susu sapi sebelum umur 12 bulan.
  • Mendapat ASI ekslusif tetapi setelah umur 6 bulan tidak mendapatkan makanan yang banyak mengandung zat besi.
  • Anak yang pernah mengalami infeksi atau perdarahan kronis seperti alergi susu sapi.
  • Anak-anak yang mengkonsumsi susu lebih dari 700cc perhari karena asupan susu berlebihan dapat menurunkan minat terhadap makanan lain.

Cara mencegah defisiensi zat besi pada anak:
  • Meningkatkan pemberian ASI ekslusif.
  • Memberikan makanan bayi yang kaya zat besi dan vitamin C(buah-buahan dan sayuran).
  • Memberikan suplemen zat besi pada bayi terutama pada berat badan lahir rendah, balita dan remaja.

Sumber makanan yang banyak mengandung zat besi antara lain
  • Daging merah (jika daging ayam paling banyak xat besi dibagian paha).
  • Kuning telur.
  • Ikan.
  • Sayur-sayuran berwarna gelap atau hijau seperti bayam, daun singkong, water crest.
  • Kacang-kacangan, kacang polong dan kacang kedelai.
  • Kismis.
  • Hati ayam.
  • Biji-bijian.
Jika makan sumber makanan yang mengandung zat besi tinggi, maka makanlah makanan yang banyak mengandung banyak vitamin C, karena akan membantu penyerapan zat besi bagi tubuh.


Berikut ini contoh supplemen zat besi yang anak saya minum

Tidak ada komentar:

Posting Komentar